Main Article Content

Abstract

Mangrove Kampung Rawa Mekar Jaya semakin tercemar dan rusak. Informasi tentang jenis-jenis bivalva yang ada di ekosistem mangrove Kampung Rawa Mekar Jaya belum ada. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis kerang yang ada di ekosistem mangrove Rawa Mekar Jaya. Penelitian ini dilakukan pada 1-14 Juli 2019. Ada tiga titik pengambilan sampel yaitu, daerah reforestasi, penambatan kapal, dan mangrove yang masih bagus. Kerang ditangkap menggunakan sekop dan parang. Kerang yang telah didapat diamati morfologinya untuk diidentifikasi. Bivalva yang tertangkap sebanyak 115 ekor tergolong kedalam 3 famili yaitu Solenidae, Corbiculidae, Glauconomidae dan 3 spesies yaitu Pharella acutidens, Polymesoda erosa, Glauconome virens. Pharella acutidens ditemukan sebanyak 48 ekor. Ciri- ciri kerang ini adalah cangkang tipis dan memanjang, permukaan cangkang berwarna putih pucat dan terdapat garis pertumbuhan halus, Gigi kardinal seperti pisau dan rapuh, 2 di bagian kiri cangkang dan 3 di kanan. Panjang maksimum 8 cm, hidup pada substrat berlumpur. Polymesoda erosa ditemukan sebanyak 50 ekor. Ciri-ciri kerang ini adalah bentuk cangkang lonjong, permukaan luar berwarna putih kapur dan memiliki garis pertumbuhan yang halus, Engsel memiliki 2 gigi kardinal di setiap cangkang. Panjang maksimum 10,5 cm, hidup pada substrat berlumpur. Glauconome virens sebanyak 17 ekor. Ciri-ciri kerang ini adalah cangkang tipis dan lonjong, permukaan luar berwarna putih atau krem dan memiliki garis pertumbuhan halus, Engsel memiliki 3 gigi kardinal di setiap cangkang. Panjang maksimum 7 cm, hidup pada substrat berlumpur.

Keywords

Polymesoda erosa, Glauconome virens, Pharella acutidens, Mangrove

Article Details

How to Cite
Manik, S., Eddiwan, & Windarti. (2021). Identifikasi Bivalva Di Ekosistem Mangrove Kampung Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Sumberdaya Dan Lingkungan Akuatik, 1(2), 143-152. Retrieved from https://jsla.ejournal.unri.ac.id/index.php/ojs/article/view/47

References

  1. Abbott, N.T. 1974. American Seashall. Second Edition. Van Nostrand Reibholdco. New
  2. York:428 pp.
  3. Anwar. 1995. Biologi Lingkungan. Ganexa Exact. Bandung. 238.
  4. Carpenter, K. E, V. H. Niem. 1998. FAO Species Identification Guide For Fisheries Purpose.
  5. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. Vol. 1. Seaweed, coral, bivalve and gastropod. FAO of United Nation, Rome.
  6. Davis, S.E, L.C. Daniel, W. D. John. 2003. Temporally depent C, N and P Diynamics Associated with Decay of Rhizophora mangle L. Leaf Litter in Oligothophic Mangrove Wetlands of the Shouthern Evergaldes. Aquatic Botany. 75: 199-215.
  7. Defira, Y. 2018. Struktur Komunitas Bivalva pada Ekosistem Mangrove Kampung Mengkapan Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Propinsi Riau. Fakultas Perikanan dan Kelautan universitas Riau.
  8. Hamuna, B., H.R.T. Rosye, Suwito, Alianto. 2018. Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia di Perairan Distrik Deparpe, Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan. UNDIP. Vol XVI (1): 35-43.
  9. Islami, M. . 2013. Pengaruh Suhu dan Salinitas terhadap Bivalvia. Jurnal Oseana Vol. 38 No.
  10. ISSN: 0216-1877.
  11. Kharisama, D. C, Adhi., R, Azizah. Kajian Ekologis Bivalva di Perairan Semarang bagian Timur pada Bulan Maret-April 2012. Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro. Vol. I (2) : 216-225
  12. MEN-LH. 2004. Surat Keputusan Nomor: Kep/51MENLH/2004. Tentang Baku Mutu Air
  13. Laut. Sekretariat Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta. 30 hal.
  14. Minarsih, M.M., S. Sri, dan Z. Agustien. 2009. Optimalisasi Pengelolaan Mangrove Berbasis Masyarakat Kampung Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Majalah Ilmiah Universitas Pandanaran. 12 (2).
  15. Nurdin, J., M. Neti, A. Anjas, D. Rio, M. Jufri. 2006. Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah Anadara antiquata L (Bivalvia: Arcidae) di Teluk pisang-pisang, Kota Padang, Sumatera Barat. Makara Sains, 10(2):96-101.
  16. Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga.
  17. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  18. Salmin. 2005. Oksigen Terlarut dan Kebutuhan Oksigen Biologi sebagai Salah Satu Indikator
  19. Untuk menentukan Kualitas Perairan . Oseana, 30 (3), 21-26.

Most read articles by the same author(s)